Sosialisasi Hak Anak Laki-Laki dan Perempuan di Desa Jatisaba: Menguatkan Fondasi Keluarga dan Masyarakat Ramah Anak
Purbalingga, 19 Desember 2024 – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan hak-hak anak, Desa Jatisaba, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Hak Anak Laki-Laki dan Perempuan. Acara yang berlangsung di balai desa ini dihadiri oleh puluhan ibu-ibu serta tokoh masyarakat setempat.
Kegiatan ini mengusung tema besar: "Membuat Anak Merasa Dicintai sebagai Fondasi Kesejahteraan Psikologis dan Sosial." Hal ini bertujuan untuk menciptakan keluarga dan lingkungan yang lebih ramah anak, serta memastikan tidak ada diskriminasi berbasis gender terhadap anak laki-laki maupun perempuan.
Rangkaian Acara
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan pembukaan oleh kepala desa dan dilanjutkan dengan materi utama oleh narasumber, seorang praktisi pendidikan anak dan keluarga. Dalam sesi ini, narasumber menyampaikan berbagai wawasan penting, termasuk:
1. Hak-Hak Dasar Anak yang Harus Dipenuhi
Materi ini menekankan pada hak-hak universal yang dimiliki oleh setiap anak, seperti:
- Hak untuk dicintai dan dilindungi: Anak berhak merasa aman secara fisik dan emosional di lingkungan keluarganya.
- Hak atas pendidikan: Anak laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa diskriminasi.
- Hak untuk bebas dari kekerasan dan eksploitasi: Baik kekerasan fisik maupun verbal harus dihilangkan dari lingkungan tempat anak tumbuh.
2. Makna Cinta dalam Tindakan, Bukan Sekadar Kata
Narasumber menekankan bahwa mencintai anak tidak cukup hanya dengan ucapan, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Pesan utamanya adalah:
"Kita tidak perlu hanya mencintai anak, tetapi yang terpenting adalah membuat anak merasa dicintai."
Tindakan kecil seperti mendengarkan pendapat anak, menghormati privasi mereka, dan memberikan waktu berkualitas bersama anak dapat berdampak besar pada perkembangan emosional mereka.
3. Kesetaraan Gender dalam Pendidikan dan Peran di Rumah
Topik ini mengupas tuntas stereotip yang sering kali melekat pada anak laki-laki dan perempuan, seperti anggapan bahwa anak laki-laki lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, sementara anak perempuan lebih diutamakan untuk peran domestik. Peserta didorong untuk memperlakukan anak secara adil berdasarkan kemampuan dan minat mereka, bukan berdasarkan jenis kelamin.
4. Pentingnya Komunikasi Positif dalam Mendidik Anak
Dalam sesi ini, peserta diajarkan teknik-teknik berkomunikasi yang membangun, seperti:
- Menggunakan bahasa yang lembut dan penuh empati.
- Memberikan apresiasi terhadap usaha anak, bukan hanya hasilnya.
- Menghindari kata-kata yang merendahkan atau menyakitkan hati anak.
Testimoni dan Refleksi Peserta
Setelah sesi utama selesai, peserta diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka dalam mendidik anak. Banyak ibu yang mengungkapkan bahwa mereka sering kali merasa bingung menghadapi perbedaan kebutuhan emosional antara anak laki-laki dan perempuan.
Salah satu peserta, Ibu Siti, mengungkapkan:
"Saya baru menyadari bahwa anak saya sering merasa tidak dicintai karena saya lebih sibuk memarahi daripada mendengar cerita mereka. Setelah mengikuti acara ini, saya ingin mencoba lebih sabar dan mendukung mereka."
Dukungan dan Kolaborasi
Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama antara pemerintah Desa Jatisaba, komunitas peduli anak, serta dukungan dari berbagai organisasi lokal. Acara ini dirancang untuk memberikan pemahaman praktis bagi para orang tua agar mampu menciptakan lingkungan keluarga yang sehat secara emosional dan sosial.
Selain sosialisasi, panitia juga menyediakan brosur panduan bagi peserta yang memuat langkah-langkah sederhana dalam mendidik anak secara efektif dan setara. Brosur ini diharapkan menjadi referensi yang bermanfaat bagi para orang tua di rumah.
Dampak dan Harapan Jangka Panjang
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan muncul perubahan pola asuh di masyarakat Desa Jatisaba. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta, penghargaan, dan komunikasi positif memiliki potensi besar untuk menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan produktif di masa depan.
Selain itu, kesetaraan dalam mendidik anak laki-laki dan perempuan juga diharapkan dapat mengurangi diskriminasi gender yang masih terjadi di masyarakat, sehingga tercipta generasi yang lebih inklusif dan toleran.
Penutup: Membuat Anak Merasa Dicintai, Misi Kita Bersama
Kepala Desa Jatisaba menutup acara dengan pesan:
"Anak-anak adalah masa depan kita. Mari kita jaga hak-hak mereka dan buat mereka merasa dicintai, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata. Keluarga yang harmonis dan ramah anak adalah fondasi dari masyarakat yang kuat dan sejahtera."
Dengan semangat ini, Desa Jatisaba berharap dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih ramah anak dan inklusif.